Homini (Limbah Produksi Gula dari Jagung)
Homini (Limbah Produksi Gula dari Jagung) Tepung jagung merupakan bahan baku sumber energi tetapi rendah protein. Hal tersebut menjadikan jagung sebagai bahan baku utama pada ternak, dengan mempertimbangkan tingkat kesukaan ternak (Hertrampf & Pascual, 2000). Penggunaan jagung pada ikan relatif sedikit, karena ikan lebih banyak memanfaatkan protein dan lemak sebagai sumber energi dibandingkan dengan pati (Schmittou et al., 1997). Energi jagung mentah kirakira 95% tercerna olah babi, tetapi hanya 26% dan 45% tercerna oleh ikan lele dan ikan nila. Hertrampf & Pascual (2000) menjelaskan bahwa pemanfaatan jagung oleh hewan dapat diperbaiki dengan perlakuan pemanasan. Selaras dengan hal tersebut Schmittou et al. (1997) menjelaskan bahwa perebusan jagung mampu meningkatkan kecernaannya pada ikan lele dan nila berturut-turut sekitar 58% dan 72%. Penggunaan jagung pada ikan salmon juga mampu meningkatkan kecernaan dan pertumbuhan.
Tanaman jagung |
Jagung memang bisa dan baik untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan, tetapi industri pengolahan jagung saat ini berkembang sangat pesat sehingga harga jagung juga semakin meningkat. Industri pengolahan jagung, baik pengolahan basah maupun pengolahan kering menghasilkan limbah yang perlu dikaji kelayakannya sebagai bahan baku pakan ternak dan ikan. Beberapa hasil samping industri pengolahan jagung antara lain DDGS, homini, dedak jagung, dan germ. DDGS dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk ikan, karena kandungan proteinnya rata-rata lebih dari 27%. Sedangkan homini dan dedak jagung bersifat seperti dedak dari sumber karbohidrat lainnya. Kemungkinan nilai nutrisi dan kecernaannya tidak jauh berbeda dengan dedak padi.
Homini atau homini feed adalah campuran dedak jagung, germs jagung dan sebagian pati jagung kuning, jagung putih atau biji-bijian shorgum dari hasil industri pearl homini, homini grits, atau table meal (Anonimous, 2005). Hal ini bisa disebutkan pula bahwa homini feed merupakan hasil penggilingan jagung secara kering. Menurut Tangendjaja & Wina (2007), industri penggilingan jagung di Indonesia mempunyai kapasitas 1.000-3.000 ton/bulan.
Aspek Nutrisi
Homini mempunyai kandungan protein lebih tinggi dibandingkan dengan jagung tetapi lebih rendah dibandingkan dedak jagung (Hertrampf & Pascual, 2000). Menurut Tangendjaja & Wina (2007), kandungan asam amino homini lebih tinggi dibandingkan dengan jagung, tetapi menurut (Hertrampf & Pascual, 2000), profil asam amino homini sama dengan jagung. Kandungan serat kasar homini lebih tinggi dibandingkan jagung, tetapi lebih rendah dibandingkan dengan dedak padi. Serat kasar sangat mempengaruhi kecernaan bahan, sehingga diduga lebih cocok diberikan pada ikan herbivora dibandingkan karnivora.
Penggunaan homini diduga tidak sebaik penggunaan jagung dalam pakan ikan, hal ini erat hubungannya dengan serat kasar. Namun demikian jika dibandingkan dengan kandungan serat kasar dedak padi, serat kasar pada homini masih lebih rendah. Dari hal ini bisa diduga bahwa homini dapat dipakai untuk mensubtitusi dedak padi dalam pakan ikan. Komposisi asam amino homini dapat dilihat pada Tabel 6.
Asam amino yang biasanya kurang di dalam bahan baku pada saat diformulasikan adalah lisin dan metionin. Berbeda dengan ternak, kebutuhan lisin ikan sepenuhnya harus dipenuhi dari bahan baku. Pemberian lisin sintesis sampai saat ini tidak diketahui jelas apakah efektif atau tidak. Nilai lisin pada homini tidak jauh berbeda dengan dedak padi, dengan perbedaan serat kasar yang cukup tinggi ada kemungkinan kecernaan lisin pada homini dan dedak padi setara untuk ikan. Sedangkan metionin merupakan salah satu asam amino bersulfur dan sering disebut sebagai donor methyl. Donor methyl lainnya adalah cystin, cholin, dan betain. Nutrien-nutrien tersebut sangat berkaitan dalam sistem metabolisme tubuh. Penambahan DL-Methionin untuk menutupi kekurangan dari bahan baku cukup efisien. Sedangkan L-methionin tidak diproduksi untuk pakan ternak maupun ikan.
Selain asam amino homini juga mengandung mineral dan vitamin. Kandungan mineral dalam bahan baku berasal dari jagung tergantung pada jenis jagung dan asal daerah penanamannya. Kandungan kalsium, fosfor, magnesium, dan potasium homini berturut-turut adalah 0,1%; 6%; 0,6%; dan 0,3%. Sedangkan kandungan kalsium dan fosfor dedak padi berturut-turut adalah 0,04%-0,3%; 0,6%-1,6%. Kandungan vitamin jagung sama halnya dengan vitamin pada bahan baku lainnya, seringkali tidak stabil. Hertrampf & Pascual (2000), menyebutkan bahwa kandungan vitamin A pada homini bisa mencapai 400 IU/kg, biotin 130 mcg/kg, dan cholin 1.030 mg/kg. Kandungan mineral bahan baku selalu dicantumkan dalam sistem formulasi, karena mineral tidak rusak selama proses dan penyimpanan. Vitamin dalam bahan baku biasanya diabaikan nilainya, kecuali setiap bahan baku yang masuk dianalisis. Salah satu sifat vitamin dalam bahan baku adalah tidak stabil, sehingga seringkali vitamin rusak karena panas atau terlalu lama disimpan.
Aspek Anti Nutrisi
Faktor anti nutrisi pada bahan baku asal tanaman sering kali menjadi batasan penggunaannya untuk ternak maupun ikan. Anti nutrisi dalam bahan baku mempunyai sifat yang sangat spesifik, tergantung pada jenisnya. Misalnya, anti proteonase (trypsin inhibitor) pada kedelai akan hilang jika bahan tersebut dipanaskan pada suhu tertentu. Asam fitat pada sebagian besar bahan baku asal tanaman bisa diatasi dengan penambahan enzim fitase. Homini merupakan hasil turunan dari pengolahan jagung, jadi sifat anti nutrisinya sama dengan jagung. Salah satu anti nutrisi yang terdapat pada jagung adalah serat kasar. Serat kasar merupakan polimer monosakarida (Hemre et al., 2009). Hanya sedikit informasi yang diketahui tentang efek dari tingginya serat kasar. Anti nutrisi yang lainnya adalah kemungkinan adanya mycotoxin. Mycotoxin dihasilkan oleh beberapa jamur. Tingkat mycotoxin pada jagung sangat beragam, tergantung teknologi pasca panen dan penyimpanannya.
Sumber : Sukarman. Berbagai Alternatif Bahan Baku Untuk Pakan Ikan. Media Akuakultur Volume 6 Nomor 1 Tahun 2011
Semoga Bermanfaat...
Posting Komentar untuk "Homini (Limbah Produksi Gula dari Jagung)"