Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahan Baku Pakan Ikan Alternatif : Limbah Industri Mie Instan

Perkembangan industri mie instan seperti mengikuti pertumbuhan penduduk, namun masih sangat sedikit informasi mengenai hal tersebut. Saat ini mie instan adalah makanan yang dianggap paling murah dan mudah untuk dikonsumsi. Mie instan sudah ada hampir di semua supermarket, minimarket bahkan warung-warung di pedesaan. Market dan industri mie instan di Indonesia berkembang sangat pesat. Industri mie instan banyak memanfaatkan terigu sebagai bahan baku utama, bahan lainnya seperti minyak sawit, tapioka, dan sagu porsinya sangat sedikit. Pada saat memproduksi mie instan terdapat potongan-potongan mie (mie reject) yang tidak boleh dijual untuk dikonsumsi manusia. Biasanya limbah industri mie dipakai oleh industri pakan ternak, terutama pakan ayam broiler. Sampai saat ini industri pakan ikan dan petani ikan belum menggunakannya. Padahal kalau dilihat dari bahan baku yang digunakan sebagian besar merupakan bahan baku yang terjamin keamanannya, bahkan untuk manusia sekalipun.

Membahas limbah industri mie menjadi bahan pakan ikan, sama halnya dengan membahas kelayakan tepung terigu sebagai pakan ikan. Perbedaannya adalah limbah industri mie instan telah melalui proses pematangan sehingga pati di dalam bahan tersebut lebih mudah dicerna baik oleh hewan ataupun manusia. Komposisi nutrisi limbah industri mie instan tentu saja perlu dibandingkan dengan bahan-bahan yang akan disubstitusi, seperti terigu dan dedak padi.
Limbah mie instan
Kandungan proksimat limbah industri mie instan menunjukkan kadar protein yang lebih rendah dibandingkan dengan terigu dan dedak padi, tetapi limbah industri mie ini instan memiliki beberapa keunggulan lain. Keunggulannya kandungan lemaknya lebih tinggi. Lemak merupakan sumber energi bagi ikan. Lemak dalam limbah industri mie biasanya berasal dari minyak kelapa sawit yang diduga mempunyai asam lemak bebas rendah, karena untuk konsumsi manusia. Keunggulan lain dibandingkan dedak padi adalah kandungan serat kasarnya lebih rendah. Serat kasar merupakan polimer monosakarida (Hemre et al., 2009); yang diketahui berpengaruh terhadap kecernaan karbohidrat. 

Semakin tinggi serat kasar diduga kecernaan karbohidrat akan semakin rendah. Kandungan asam fitat pada dedak padi juga menyebabkan beberapa nutrien seperti fosfor tidak dapat dicerna. Lemak pada dedak, walaupun jumlahnya tinggi merupakan asam-asam lemak tak jenuh. Telah diketahui bahwa asam lemak tak jenuh mudah sekali teroksidasi sehingga akan rusak dalam waktu yang relatif cepat.

Selain kandungan protein dan lemak, kandungan asamasam amino dari suatu bahan juga perlu dipertimbangkan. Ikan memerlukan kombinasi seimbang 20 jenis asam amino esensial dan non esensial utama penyusun protein (Schmittou et al., 1997). Kandungan asam amino limbah industri mie instan tidak jauh berbeda dengan asam amino dalam terigu, sehingga diharapkan dapat mensubstitusinya dalam pakan (Tabel 2 ).

Sumber : Sukarman. Baebagai Alternatif Bahan Baku Untuk Pakan Ikan. Media Akuakultur Volume 6 Nomor 1 Tahun 2011

Semoga Bermanfaat...

Posting Komentar untuk "Bahan Baku Pakan Ikan Alternatif : Limbah Industri Mie Instan"