Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemeliharaan Induk Rajungan

Dalam pematangan gonad induk kepiting ini kepadatan calon induk dalam bak perkawinan adalah 5 ekor/ m2 dengan perbandingan jantan dan betina 2 : 3. Sebelum dimasukkan kedalam bak perkawinan terlebih dahulu dilakukan adaptasi dalam bak penampungan kurang lebih 3 hari (Ramelan, 1994).
Perbedaan antara induk jantan dan betina rajungan
Pemeliharaan induk sebelum dan sesudah perkawinan dilakukan di bak-bak khusus, berupa tangki air yang dilengkapi dengan dasar berpasir setebal 10 cm dengan air yang mengalir sedalam 50 cm (Kordi, 1997).

Pengelolaan Pakan.
Menurut Susanto dkk., (2005) selama masa pemeliharaan calon induk diberi pakan berupa kombinasi pakan segar yaitu cumi, kerang, dan ikan rucah dengan dosis 10%/bobot/hari. Sementara induk yang telah membawa telur pada lipatan abdomennya ditempatkan secara individu dalam bak fibre glass berukuran diameter 90 cm, tinggi 80 cm dengan volume air laut sekitar 300 L yang dilengkapi dengan system aerasi. Sedangkan menurut Ramelan (1994), jumlah makanan yang diberikan 10 – 15 % total berat badan kepiting setiap hari. Pakan diberikan dua kali sehari, pagi dan sore hari. Sebelum memberikan pakan, dilakukan pengamatan terhadap sisa makanan yang diberikan sebelumnya. Jika terlihat ada kelebihan, maka jumlah pakan yang diberikan harus dikurangi, sebaliknya jika tidak terlihat adanya sisa makanan, maka jumlah pakan harus ditambah.

Pengelolaan Air
Selama pemeliharaan kualitas air harus dijaga supaya tetap baik. Pergantian air dilakukan setiap hari sekitar 50 – 100%. Secara periodik dalam waktu 15 hari sekali bak dikeringkan sehingga dasar bak menjadi kering dan diharapkan terjadi proses mineralisasi bahan organic yang ada dalam lumpur. Pengeringan dilakukan selama 1 minggu dan selama pengeringan calon induk dipindahkan ke tempat lain (Ramelan, 1994).

Seleksi Induk
Calon induk dapat berasal dari hasil penangkapan di tambak tradisional atau perairan di pinggir pantai, atau dapat juga berasal dari penangkapan di laut. Induk yang berasal dari laut biasanya terlihat lebih jernih dibandingkan dengan calon induk dari tambak. Kesehatan calon induk juga harus diperhatikan, oleh karena itu dipilih yang bersih, tidak berbercak atau mempunyai tanda-tanda penyakit pada tubuhnya. Di samping itu calon induk dipilih yang mempunyai organ tubuh lengkap. Ramelan (1994). Induk rajungan yang digunakan adalah induk alam yang telah berisi telur (Kordi, 2008).

Sumber : Rohmat Syaivudin MS. Budidaya Rajungan (Portunus pelagicus). Universitas Muhammadiyah Malang. 2016

Semoga Bermanfaat...

Posting Komentar untuk "Pemeliharaan Induk Rajungan"