Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pertumbuhan dan Hama Penyakit Pada Rajungan

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ialah makanan dan suhu perairan, di daerah tropik makanan lebih penting dari pada suhu (Pet dan Mous, 2000 dalam Santoso dkk., 2014). Pengukuran pertumbuhan benih rajungan dilakukan dengan cara mengukur berat dan panjang yang dilakukan setiap tiga hari sekali. Pengukuran berat menggunakan timbangan analitik sedangkan pengukuran panjang menggunakan kertas milimeter yang diamati melalui mikroskop pembesaran 40x (Tanti dan Laksmi, 2010).
Sampling pertumbuhan rajungan [sumber]

Ruliaty dkk. (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan panjang benih rajungan pada stadia zoea mengalami peningkatan pada setiap sub stadia. Besarnya pertambahan panjang tubuh pada setiap sub stadia berbeda-beda. Pada stadia megalopa panjang tubuh benih rajungan mengalami penurunan bila dibandingkan panjang pada stadia zoea. Hal ini disebabkan karena stadia megalopa merupakan stadia peralihan dari bentuk benih menjadi bentuk tubuh seperti rajungan dewasa.

Hama Penyakit Pada Rajungan
Pencegahan terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya penerapan biosekuriti dan sanitasi yang bertujuan memperkecil resiko serangan patogen, sebagai upaya pencegahan masuk, tumbuh berkembang dan meluasnya patogen di lingkungan kerja (Mohan, 2002 dalam Haliman dan Adijaya, 2005).

Haliman dan Adijaya (2005) menjelaskan bahwa biosekuriti merupakan hal yang penting dalam mendukung suksesnya pembenihan rajungan hendaknya dilakukan sejak kegiatan pra produksi hingga pasca panen untuk mencegah timbulnya penyakit. Penerapan biosekuriti dapat ditempuh dengan beberapa cara, yaitu peningkatan sanitasi, lingkungan, mengoptimalkan lingkungan hidup larva.

Sunarto (2005) menyatakan bahwa penerapan prinsip biosekuriti dalam usaha pembenihan dilakukan sejak awal produksi sampai panen. Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam biosekuriti adalah sebagai berikut:
  1. Sterilisasi Wadah, Peralatan dan Lingkungan Kerja.Sterilisasi dilakukan dengan mencuci bak dan peralatan kemudian disterilisasi menggunakan larutan klorin dengan dosis 100-1000 ppm. Peralatan gelas dicuci bersih kemudian direndam dalam larutan formalin dengan dosis   100 ppm. Bak dan peralatan gelas terlebih dahulu dibilas menggunakan air tawar sebelum digunakan (Sunarto, 2005). Tindakan pencegahan juga dilakukan menggunakan Kalium Permanganat dengan dosis 1,5 ppm yang ditempatkan pada awal pintu masuk ruangan (Subaidah dkk., 2006).
  2. Sterilisasi Air/Media Budidaya. Air yang akan digunakan untuk proses produksi benur disterilisasi dengan menggunakan lampu ultra violet dan ozonisasi (Sunarto, 2005). Standar baku air dapat diperoleh melalui pengendapan, filtrasi dan perlakuan air baik secara fisik, kimia maupun biologi.
Penyakit yang biasa ditemukan dalam pembenihan rajungan adalah penyakit yang disebabkan oleh fungi (jamur) dan bakteri Vibrio harveyi. Biasanya pada larva rajungan terserang penyakit pada kondisi lingkungan media pemeliharaan yang tidak stabil, misalnya fluktuasi suhu yang terlalu tinggi dan kadar oksigen yang terlalu rendah sehingga mengakibatkan larva mengalami stress. Pada keadaan stress larva berada pada kondisi kritis sehingga memudahkhan organisme pathogen atau parasit penyebab penyakit menyerang larva (Suparmo, 2003).

Sumber : Rohmat Syaivudin MS. Budidaya Rajungan (Portunus pelagicus). Universitas Muhammadiyah Malang. 2016

Semoga Bermanfaat...

Posting Komentar untuk "Pertumbuhan dan Hama Penyakit Pada Rajungan"