Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemeliharaan Larva Rajungan

Setelah telur rajungan menetas menjadi larva, semua larva dipindahkan ke bak-bak pemeliharaan larva pada kepadatan 100 ekor/liter. Larva rajungan berkembang melalui empat fase dan satu fase megalopa. Zoea 1 akan berkembang ke zoea 2 dalam waktu 2 – 3 hari. Sedangkan zoea 2, zoea 3, dan zoea 4 berturut-turut berkembang dalam selang waktu 2 hari. Pada saat semua zoea telah mencapai megalopa, maka dalam bak-bak pemeliharaan digantungkan untaian serabut plastik yang berfungsi untuk memperluas tempat permukaan tempat berlindung megalopa yang bersifat kanibal (Kordi, 2008).
Perkembangan stadia larva rajungan

Larva yang menetas diseleksi dimana larva yang kurang baik dengan tanda-tanda antara lain gerakannya lemah dan berenang di dasar bak, kurang tertarik pada cahaya, serta ukuran panjang karapas larva kecil (< 0,50 mm), dalam keadaan seperti ini sebaiknya dibuang. Induk rajungan setelah menetaskan telurnya dapat digunakan lagi untuk penetasan berikutnya, dengan pemberian pakan yang berkualitas dan pemeliharaan yang optimal. Induk masih dapat menghasilkan telur sampai 2-3 kali, tetapi telur yang dihasilkan pada pemijahan kedua dan seterusnya umumnya memiliki jumlah larva yang lebih rendah (Susanto dkk., 2005).

Langkah awal yang dilakukan dalam pemeliharaan larva rajungan yaitu menyiapkan bak dengan melengkapi system aerasi, dan mengisi air laut sebanyak tiga perempat dari volume bak.

Sumber : Rohmat Syaivudin MS. Budidaya Rajungan (Portunus pelagicus). Universitas Muhammadiyah Malang. 2016

Semoga Bermanfaat...

Posting Komentar untuk "Pemeliharaan Larva Rajungan"