Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PRODUKSI GARAM DI LAHAN SEMI INTENSIF

Pada proses pembuatan garam menggunakan teknik semi intensif membutuhkan modifikasi lahan tambak dengan penambahan ulir pada tahap peminihan dengan tujuan untuk mempercepat proses penuaan air. Penambahan ulir disini dimaksudkan untuk mempercepat penguapan pada air laut sehingga saat tiba di petak penampungan sudah mencapai 20 Be dalam waktu yang lebih singkat apabila kondisi cuaca dan iklim memungkinkan. 

Pada teknik semi intensif ini, ulir dibuat berbentuk petakan – petakan kolam tanah yang berkelok – kelok dengan dasar yang tidak rata untuk membuat arus air secara alami sehingga terjadi proses penguapan yang di bantu cahaya matahari dan angin. Dengan adanya ulir ini diharapkan dapat mempercepat waktu penuaan air laut sehingga proses produksi dapat lebih singkat.Ketinggian air pada ulir berkisar antara 10 – 20 cm. Perbandingan luas lahan peminihan dengan lahan kristalisasi adalah 35 : 65.  

Disamping peningkatan kuantitas garam dengan teknologi ulir, peningkatatan kulaitas garan juga sangat diperlukan untuk meningkatkan harga jual garam. Salah satu metode untuk meningkatkan kualitas garam adalah dengan menggunakan teknologi GEOMEMBRAN. 

Teknologi Geomembran adalah upaya menghindari kontak langsung antara dasar meja kristalisasi (tanah) dengan air laut yang akan dikristalkan dengan cara melapisi dasar meja kristalisasi dengan terpal plastik sehingga kualitas garam yang dihasilkan bebas dari kotoran/tidak bercampur dengan tanah.

Alur Proses Produksi Garam Pada Lahan Semi Intensif
 
SALURAN AIR MUDA/AIR LAUT (CAREN)
Saluran air muda/caren berfungsi mengangkut air laut dari laut menuju lahan garam. Pengaliran air laut bisa menggunakan bantuan mesin pompa atau mengandalkan pasang air laut. Kepekatan air laut di Pantai Utara Jawa berkisar 20 BE, selama proses pengaliran air laut di caren kepekatan air laut akan mengalami peningkatan dari 20 Be menjadi 40 Be.

Saluran air muda/air laut (Caren)
KOLAM PENAMPUNG AIR MUDA 
Air laut dari saluran primer (caren) kemudian dialirkan ke kolam penampung air muda. Luas kolam penampung air muda ini sekitar 10% dari total luas lahan garam. Air muda yang tersimpan di kolam penampung diendapkan selama 7 – 10 hari dengan ketinggian air ± 1 meter. Selama proses ini kepekatan air akan meningkat dari 40 Be menjadi 70 Be (panas normal). Selain sebagai kolam penampung, kolam ini juga berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang terbawa oleh air laut , kemudian air dari kolam penampung dialirkan ke kolam ulir.
Kolam Penampung Air muda
KOLAM ULIR
Luas lahan kolam ulir sekitar 20% dari total luas lahan garam. Untuk mengalirkan air dari kolam penampungan air muda ke kolam ulir digunakan pompa kincir angin. Air dikolam ulir akan mengalir melewati pematang yang dibuat zig – zag. Proses penuaan air di kolam ulir berlangsung selama ±4 hari, dengan ketinggian air 10 cm. Kepekatan air akan meningkat dari 70 Be menjadi 12 – 180 Be. Kepekatan ini akan cepat terjadi pada kolam ulir karena air tersebut selalu bergerak atau mengalir perlahan – lahan pada jarak yang panjang.

Kolam Ulir

KOLAM PENAMPUNG AIR TUA (BUNKER)
Air hasil penuaan di kolam ulir kemudidan ditampung di kolam penampung air tua. Luas kolam penampung air tua sekitar 5% dari luas lahan garam. Kolam ini berfungsi untuk menyalurkan air tua ke meja Kristal. Kedalaman air tua di kolam ini sekitar 50 cm. air di kolam bunker berfungsi sebagai stok air tua. Kepekatan air di kolam bunker berkisar antar 22 – 250 Be, sehingga air tua tersebut siap untuk dilepas ke meja Kristal.

Kolam Penampung Air Tua (Bunker)

MEJA KRISTAL
Air tua selanjutnya dialirkan ke meja - meja kristal. Luas meja kristal yakni sekitar 65 % dari luas lahan tambak. Didalam meja Kristal air tua diendapkan selama  5 - 10 hari dengan kedalaman air ±5 cm. seiring dengan lamanya waktu air tua akan mengkristal menjadi Kristal garam.
Meja kristal sistem Geomembran

PANEN
Garam yang terbentuk di meja kristalisasi selama 5 hari selanjutnya dipanen dengan cara dikerik menggunakan alat pengerik yang terbuat dari kayu. Garam hasil panen kemudian dimasukkan kedalam karung dan selanjutnya diangkut ke gudang penyimpanan.

Panen Garam
Sumber : Hasil kunjungan lapangan di Desa Krangkeng Kec. Krangkeng Kab. Indramayu tanggal 22 Oktober 2013.

1 komentar untuk "PRODUKSI GARAM DI LAHAN SEMI INTENSIF"