Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Lebih Jauh Jenis Sisik Ikan

Sisik secara umumnya berarti semacam lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai, seperti pada ikan, ular atau kaki ayam. Dalam ilmu botani, sisik digunakan pula untuk menyebut dedaunan kecil yang tidak hijau, seperti yang terdapat pada kuncup atau batang yang termodifikasi.
Sisik Ikan
Dalam ilmu zoologi, sisik (Ingg. scale, Gr. lepid, dan Lat. squama) umumnya merujuk kepada keping-keping kecil yang kaku, yang tumbuh di kulit binatang sebagai pelindung tubuhnya. Misalnya pada ikan, kadal atau ular. Kupu-kupu juga memiliki sisik, yakni keping-keping amat kecil di atas sayapnya, yang mudah rontok dan berfungsi untuk membentuk pola warna di atas sayap tersebut.

Sisik-sisik pada hewan, secara struktur umumnya merupakan bagian dari sistem integumen, yakni penutup luar tubuh binatang.

Ikan merupakan salah satu hewan yang memiliki sisik, namun kita jarang sekali mengetahui kegunaan dari sisik yang menempel pada tubuh ikan tersebut.

Ada beberapa macam sisik ikan yang dikenal, yakni:

  1. Sisik kosmoid (cosmoid) yang sesungguhnya hanya dijumpai pada ikan-ikan bangsa Crossopterygi yang telah punah. Sisik ini berlapis-lapis, di mana lapisan terdalam terbangun dari tulang yang memipih. Di atasnya berada selapis tulang yang berpembuluh darah, dan di atasnya lagi, selapis bahan serupa email gigi yang disebut kosmin (cosmine). Kemudian di bagian terluar terdapat lapisan keratin. Ikan coelacanth memiliki semacam sisik kosmoid yang telah berkembang, yang kehilangan lapisan kosmin dan lebih tipis dari sisik kosmoid sejati.
    Ikan Coelacanth merupakan salah satu ikan yang memiliki sisik kosmoid
  2. Sisik ganoid ditemukan pada ikan-ikan suku Lepisosteidae dan Polypteridae. Sisik-sisik ini serupa dengan sisik kosmoid, dengan sebuah lapisan ganoin terletak di antara lapisan kosmin dan enamel. Sisik-sisik ini berbentuk belah ketupat, mengkilap dan keras.
    Sisik Ganoid
  3. Sisik plakoid dimiliki oleh ikan hiu dan ikan-ikan bertulang rawan lainnya. Sisik-sisik ini memiliki struktur serupa gigi.
    Sisik Plakoid
  4. Sisik leptoid didapati pada ikan-ikan bertulang keras, dan memiliki dua bentuk. Yakni sisik sikloid (cycloid) dan ktenoid (ctenoid).
  5. Sisik-sisik sikloid memiliki tepi luar yang halus, dan paling umum ditemukan pada ikan-ikan yang lebih primitif yang memiliki sirip-sirip yang lembut. Misalnya adalah ikan-ikan salem dan karper.
    Sisik Sikloid
  6. Sisik-sisik ktenoid bergerigi di tepi luarnya, dan biasanya ditemukan pada ikan-ikan yang lebih ‘modern’ yang memiliki sirip-sirip berduri.
    Sisik Ktenoid


Sejalan dengan pertumbuhannya, sisik-sisik sikloid dan ktenoid terus bertambah lingkaran tahunnya. Sisik-sisik ini tersusun di tubuh ikan seperti genting, dengan arah menutup ke belakang. Dengan demikian memungkinkan aliran air yang lebih lancar di sekeliling tubuh dan mengurangi gesekan.
Sisik pada ikan merupakan bagian yang penting dan perkembangan yang istimewa untuk evolusi pada ikan. Meskipun belum banyak diketahui secara dekat, beberapa jenis ikan telah berubah sisiknya menjadi lebih keras seperti tulang.

Sisik sangat berguna bagi ahli ichtyologi dalam pekerjaan identifikasi. Sering bahwa sebuah sisik sudah cukup untuk mengklasifikasikan seekor ikan, paling tidak hingga famili dimana dia termasuk di dalamnya. Perhitungan jumlah sisik merupakan alat Bantu lain yang terbukti berguna dalam taksonomi.

Sisik dari banyak species ikan dapat digunakan untuk menaksir umur ikan. Lingkaran dasar sebagaimana terdapat pada batang pohon, terbentuk setiap tahun sejalan dengan tumbuhnya ikan dan sisiknya berkembang bersama dengan itu.

Warna indah dari banyak ikan juga berasal dari sisik ikan tersebut.  Warna cemerlang bergantung pada pemantulan cahaya secara fisik, yang meningkatkan pengaruhnya pada warna yang dipantulkan kembali kepada yang melihatnya, dari pigmen-pigmen gelap di bawah kulit ikan tersebut.

Perubahan warna memegang peranan penting sebagai sinyal dalam tingkah laku ikan., dan dapat digunakan untuk persembunyian dan kamuflase. Dalam perubahan warna ini telah ditemukan dua mode cara kontrol. Mode pertama adalah pengaruh hormonal yang berpusat di pituitary, yang mengeluarkan hormon-hormon yang umumnya berkenaan dengan penguatan warna. Adrenalin menumpahkan epinephrine, yang mempunyai pengaruh pada penumpukan melanopora dan dengan demikian menyebabkan warna ikan menjadi pucat. This is typical fright response. Mode ke dua adalah kontrol syarat. Dua set ujung syarat antagonik berakhir pada kromatophora-kromatopora.

Sumber : Buku Tingkah Laku Ikan

Semoga Bermanfat...

Posting Komentar untuk "Mengenal Lebih Jauh Jenis Sisik Ikan"