Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ekobiologi Terumbu Karang

Karang ordo Scleractania dikenal sebagai karang penghasil terumbu (hermatypic corals). Jenis karang ini menghasilkan ekresi berupa kerangka karang dari kalsium karbonat. Karang hermatifik dapat membentuk
bangunan karang karena dihuni oleh algae simbion bersel satu, dikenal luas sebagai Zooxanthella.
Terumbu karang
Berdasarkan kebutuhannya dengan sinar matahari, karang diklasifikasi menjadi dua bagian, yaitu karang hermatipik (hermatypic coral) adalah kelompok karang yang tumbu terbatas di daerah hangat dengan penyinaran yang cukup karena adanya simbion alga zooxanthellae).

Kelompok karang kedua adalah karang ahermatipik (ahermatypic coral) yang tidak membentuk terumbu karang. Karang ahermatipik hidup di tempat yang tinggi dan cepat membentuk deposit kapur dibanding karang ahermatipik. Karang ini tumbuh optimal hingga 25 m,dengan salinitas 34-36 permil dan suhu berkisar 25-30 derajat celcius, berkembang baik pada gelombang besar dan terhindar dari sedimentasi dan limpasan air tawar (Supriharyono, 2000); Suharsono, 2004).

Anatomi Polip Karang, Struktur Bagian Dalam yang Sensitif
Polip karang merupakan hewan sederhana berbentuk tabung dengan bagian-bagian tubuh sebagai berikut (a) Mulut terletak di bagian atas, dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dari perairan dan sebagai alat pertahanan diri (Suharsono 1996; Timotius 2003). (b) Tenggorokan pendek, rongga tubuh (coelenteron) merupakan saluran pencernaan. (c) Tubuh terdiri atas dua lapisan, ektoderm dan endoderm (gastrodermis), diantara keduanya dibatasi oleh lapisan mesoglea (Timotius, 2003). Lapisan ektoderm mengandung nematokist (nematocyst) dan sel mukus, sedangkan lapisan endodermisnya mengandung simbion zooxanthellae (Suharsono, 1996). (d) Sistem saraf, otot, dan reproduksi masih sederhana namun telah berkembang dan berfungsi dengan baik (Suharsono, 2004).
Polip karang

Cara Makan Karang
Karang termasuk sebagai hewan karnivora (pemakan zooplankton). Sumber makanan hewan karang berupa plankton dari perairan yang dilumpuhkan dengan sel penyengatnya (nematocyst) yang berada pada tentakel, nutrisi organik yang diserap secara langsung dari air, dan senyawa organik yang dihasilkan alga simbiotik karang (zooxanthellae) (Kordi, 2010).
Rantai makan karang
Zooxanthellae memberi suplai makanan, oksigen bagi polip, dan membantu proses pembentukan kapur melalui proses fotosintesis. Sebaliknya, Zooxhantella menggunakan sisa-sisa metabolisme karang berupa karbon dioksida, fosfat, dan nitrogen untuk fotosintesis dan pertumbuhannya (Nontji, 2005).


Kerusakan Terumbu Karang
Kerusakan terumbu karang akan menyebabkan konsekuensi besar terhadap beberapa sektor, baik di laut maupun di daratan. Atas dasar itu, Amat penting kita kenali faktor penyebab kerusakannya yaitu (a) terjadinya badai di lautan, tsunami, dan fenomena el Nino (b) Selain itu, karangnya juga diserang oleh beberapa penyakit, dan termasuk serangan bintang laut Acanthaster planci (c) Penangkapan ikan yang merusak, baik penggunaan sianida maupun bom (d) adanya reklamasi pantai, polusi perairan laut, Serta perilaku turis (e) terakhir, kerusakan akibat pemanasan global dan kenaikan muka air laut.
Terumbu karang rusak
Manfaat Terumbu Karang
Karang dan terumbunya adalah pelindung alamiah bagi pantai, agar tidak terjadi pengikisan dan reduksi garis pantai. Selain itu, karang adalah objek dan destinasi pariwisata bahari, sekaligus menjadi sumber pekerjaan dan pendapatan. Terumbu karang pula adalah penyedia sumber bahan makanan terbaik bagi manusia. Terakhir, karang (khususnya karang lunak) telah banyak menghasilkan paten obat dan treatmen kesehatan.

Sumber : Laporan Pelatihan Transplantasi Karang. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Semoga Bermanfaat...

Posting Komentar untuk "Ekobiologi Terumbu Karang"