Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Budidaya Kerang Hijau : Metode Rakit Apung

Metode rakit digunakan pada lokasi yang dikhususkan untuk pembesaran kerang hijau, bukan lokasi sumber benih. Rakit dibuat dari bambu atau kayu atau kombinasi keduanya. Agar rakit tidak mudah rusak dan tenggelam pada waktu pembudidaya bekerja di atasnya, sebaiknya rakit disanggah oleh beberapa drum kosong yang sudah dicat anti karat atau dengan mengunakan drum plastik, kemudian rakit dilengkapi dengan jangkar. Dengan metode rakit ini benih-benih kerang hijau dapat dikumpulkan dengan mengunakan kolektor jaring atau tali. Keuntungan dengan mengunakan metode ini adalah lebih mudah dalam pemanenannya.

Rakit dapat berukuran 7x7m, terbuat dari bambu dan drum plastik digunakan sebagai pelampungnya. Kolektor-kolektor yang digantungkan sebanyak 56 buah, terbuat dari tali PE berdiameter 2 cm dan panjang 1,5 m. Benih yang berasal dari kolektor tancap ditransplantasikan ke lokasi pembesaran. Pengangkutan dilakukan dengan sistem kering atau tanpa air. Ketahanan teknis pemakaian rakit apung kira-kira 2 – 2,5 tahun.
Metode rakit apung
Metode rakit apung secara sekilas hampir serupa dengan metode tali rentang. Hanya saja, pada metode rakit apung menggunakan konstruksi berupa bambu yang berfungsi untuk mengikatkan wadah kerang hijau agar mengapung. Kekurangan dari metode rakit apung adalah konstruksinya yang sidikit lebih rumit dari metode longline, sehingga dalam hal persiapan tanamnya akan memakan waktu lebih lama.

Metode rakit apung juga menyulitkan pembudidaya untuk proses kontral kerang hijau. Rakit apung yang di buat renket akan membuat kerang hijau di bagian tengah rakit menjadi sulit untuk di jamah oleh pembudidaya. Rakit apung yang memiliki ukuran sangat besar, akan membuat pembudidaya merasa kesulitan untuk melakukan proses tanam dan panen kerang hijau di daratan, walaupun kapasitasnya dapat mencangkup lebih banyak.

Metode rakit apung juga rentan terhadap serangan dari organisme penempel seperti tritip dan lumut. Karena konstruksi bambu adalah bahan yang sangat mudah untuk di tempelei oleh organisme seperti tritip dan lumut yang notabene merupakan kompetitor dari kerang hijau.

Kelebihan dari metode rakit apung adalah konstruksinya yang lebih kuat dari metode longline. Metode rakit apung memiliki usia ketahanan konstruksi yang lama sehingga tidak perlu membuat konstruksi baru setiap periode tanamnya. Hal ini akan lebih menghemat biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani kerang hijau yang imbasnya akan meningkatkan pendapatan dari selisih harga jual kerang hijau dan biaya produksi kerang hijau.

Metode rakit apung juga memiliki kapasistas yang lebih besar ketimbang metode longline, karena metode ini dapat memanfaatkan sisi lebar dan pajang dari rakit apung secara maksimal. Metode rakit apung juga bersifat portable, dan dapat di pindah pindah sesuai dengan keadaan lingkungan. Konsep apung yang terdapat pada metode rakit apung juga  memungkinkan metode ini dapat menyesuaikan proses pasang surut perairan yang menjamin kerang hijau akan selalu berada di perairan.

Sumber : Budidaya Kerang Hijau Metode Longline

Semoga Bermanfaat..

Posting Komentar untuk "Metode Budidaya Kerang Hijau : Metode Rakit Apung"